Wahana Pembelajaran Buatku dan Orang Lain

Download Musik dan Lagu

Buat teman-teman yang punya hobi mendengarkan lagu dan musik, di sini ada link yang pas untuk mendapatkan lagu-lagu kesukaan.

Klik untuk mendengar dan men-download.

1. Lagu Kebangsaan Indonesia : Indonesia Raya

2. Lagu-lagu Anak (Umum)

Aku Pandai Menggambar Jagung Bakar
Ambilkan Bulan Kepada Guru
Amelia Kring kring Ada Sepeda
Anak Gembala Kulihat Awan
Anak-anak Indonesia Kunang kunang
Bangun Kupu kupu
Becak Layang layang
Bergembira Makan Apa
Bintang Kejora Menanam Jagung
Burung Hantu Naik Kereta Api
Burung Kutilang Nama Hari
Cicak Nina Bobo
Disini Senang Nona Manis
4 Sehat 5 Sempurna Pergi Belajar
Handai & Taulan Tri Lili
Happy Birthday Twinkle Little Star
Hujan Sawah
Berkebun Suara Gembala
Lembah Tanahku Subur
Mari Bertamasya Tik Tik Bunyi Hujan

3. Minus One Lagu-lagu Anak (Umum)

Bintang Kecil Lagu Gembira
Bunda Piara Makan Jangan Bersuara
Burung Kakatua Menanam Jagung
Burung Kutilang Naik Delman
Cicak Naik Gunung
Dakocan Pelangi
Gelang Sipaku Gelang Satu Dua Tiga Empat
Happy Birthday Sayonara
Hujan Selamat Ulang Tahun
Hymne Guru Si Kancil
Jari-jari Topi Saya Bundar
Kapiten Ulang Tahun (Medley)
Kasih Ibu
Kereta Apiku
Kupu-kupu

4. Minus One Lagu-lagu Nasional

Hari Merdeka Merah Putih
Indonesia Tetap Merdeka Tanah Airku
Maju Tak Gentar Ibu Pertiwi

5. Lagu-lagu Daerah

Ampar ampar Pisang Mariam Tomong
Anjuhau Nona Manis
Apuse O Ina Ni Keke
Ayam Den Lapeh O Ulate
Babendi Ondel ondel
Bolelebo Pantun Jakarta
Buka Pintu Rasa Sayange
Bungong Jeumpa Rek Ayo Rek
Cik cik Periuk Sansaro
Cing Cang Keling Sapu Tangan Babuncu Empat
Cublek cublek Sueng Sarinande
Dondong Opo Salak Sayang Disayang
Gundul gundul Pacul Seringgit Dua Kupang
Hela Rotane Si Patokaan
Huhate Soleram
Injit injit Semut Suwe Ora Jamu
Jali jali Tanase
Kicir kicir Tokecang
Kota Baru WaktuHujan Sore-sore
Lenggang Kangkung Yamko Rambe Yamko
Mande mande

6. Lagu-lagu Tasya

Aku Anak Gembala Hujan Rintik-rintik & Hujan-hujan
Aku Anak Indonesia Istana Pizza
Ambilkan Bulan, Bu Ketupat Lebaran
Barisan Musik Libur TelahTiba
Bintang Kejora Paman Datang
Bis Kota Pemandangan
Cemara Salamku, Kawan
Gembira Berkumpul Jangan Takut Gelap (Feat Duta SO7)

Sumber : dongengkakrico.com

Ke Rumah Uncu

Waktu aku mau ujian kemarin, Uncu (adik perempuan Bunda paling kecil) dirawat di rumah sakit Achmad Moechtar Bukittinggi. Semula katanya suspek demam berdarah, tapi setelah melalui pemeriksaan laboratorium di rumah sakit, ternyata hanya malaria. Namun Uncu sempat menginap beberapa hari di rumah sakit. Waktu itu aku tidak pergi membezuk, hanya Ayah dan Bunda yang pergi, karena aku harus belajar persiapan menghadapi ujian sekolah.

Hari ini Sabtu tanggal 1 Januari 2011, adalah hari libur pertamaku setelah menerima rapor kemarin. Sehingga aku bisa bermain di rumah, tanpa harus masuk sekolah. Memang sih, pada liburan kali ini Ayah dan Bunda tidak ada merencanakan program liburan untukku. Ketika aku asyik bermain dengan temanku siang ini, Ayah memanggil dan menyuruhku pulang, kata Bunda kami akan pergi ke rumah Uncu di Bonjol, itu lho kampungnya Tuanku Imam Bonjol yang pahlawan nasional itu, yang jaraknya dari rumah kami sekitar 20 kilometer. Tentu aku senang sekali.

Aku segera menukar bajuku dengan baju pergi, demikian pula kedua adikku, Elsa dan Elsi. Lalu kami menunggu Umi (kakak perempuan Bunda nomor tiga) menjemput, karena kami pergi dengan menumpang mobil Umi.

Setelah agak lama menunggu, akhirnya Umi sekeluarga datang. Dan kami langsung naik ke mobil. Aku duduk di depan dekat Umi, di belakang setir ada Ayah Teteh. Aku biasa memanggilnya begitu, Teteh adalah kakak sepupuku yang bernama Witya Hafifani, anak perempuan Umi. Teteh duduk di bangku tengah dengan Abang Ifan. Lalu Bunda dan kedua adikku numpang duduk disitu. Sementara ayah kebagian bangku paling belakang. Lalu kami berangkat.

Dari rumahku ke Bonjol, kami menempuh Jalan Lintas Sumatera Padang – Medan yang melewati sebuah kawasan hutan lindung yang bernama Alahan Panjang dan orang mengenal lokasi itu dengan Lurah Berangin. Tempat itu tampak bagus, jalannya penuh tikungan, turunan curam dan tanjakan, hawanya sejuk sekali. Menurut cerita ayah, disana ada fenomena alam yang hanya satu-satunya di dunia, di dasar jurang yang curam itu selalu ada hembusan angin, itulah makanya dinamakan Lurah Berangin.

Lewat dari kawasan hutan lindung itu, kami mulai melalui daerah yang datar dan jalannya lurus. Akhirnya sampai di Tugu Equator. Lagi-lagi menurut cerita ayah, persis pada tugu itulah letaknya Garis Khatulistiwa, tempat perlintasan matahari. Sehingga disitu dua kali setahun ada agenda pariwisata yang bertajuk Titik Kulminasi Matahari, dimana posisi matahari tepat berada di atas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda di permukaan bumi. Itu hanya menurut cerita ayah, aku tak tahu pasti kebenarannya. Di sana juga ada Museum Tuanku Imam Bonjol. Tak jauh dari Tugu Equator itulah, simpang jalan ke rumah Uncu.

Sesampai di rumah Uncu, ternyata di situ sudah ada Papa dan Mama (kakak Bunda nomor dua yang tinggal di Padang), beliau juga sengaja datang dari Padang untuk melihat Uncu sakit. Bersama Mama juga ikut Uda Wahyu.

Kulihat Uncu sudah agak mendingan, walau belum sehat betul. Tubuhnya tampak kurus dan agak pucat. Cepat sembuh yang Ncu!?

Hari ini Jum’at, 31 Desember 2010. Akhir tahun yang indah. Karena kata Bu Guru hari ini penyerahan rapor di sekolahku, setelah aku menjalani ujian selama 4 hari pada minggu lalu. Oh ya, sekarang aku baru kelas satu di SD Negeri 09 Pauh Lubuk Sikaping, Pasaman, Sumatera Barat. Jadi aku belum tahu bagaimana rasanya menerima rapor. Kembali ke ceritaku hari ini, pagi-pagi sekali sekitar jam 05.30 WIB aku sudah dibangunkan oleh Bunda. Setelah mandi, gosok gigi, berpakaian dan sarapan, aku sudah siap ‘untuk berangkat sekolah. Aku diantar oleh Bunda.

Sesampai di sekolah jam baru menunjukkan pukul 07.15 WIB, dan aku masih berkesempatan untuk main-main di halaman sekolahku. Tepat jam 08.30 WIB, melalui pengeras suara Bu Guru memerintahkan semua murid untuk berbaris. Maka kami para murid segera mengambil tempat di halaman tersebut. Berbaris secara berurut dari kelas satu sampai kelas enam. Jadi aku kebagian tempat paling kiri.

Setelah barisan disiapkan, Ibu Kepala Sekolahku, Ibu Hj. Eiyernawati langsung memimpin acara : Pengumuman Juara Kelas. Sepertinya aku tak punya perasaan apa-apa, karena memang aku belum tahu dan mengerti maksud diadakan acara ini. Rupanya setiap murid-murid yang pintar di kelasnya dipanggil untuk berdiri di depan, yang kata Ibu Kepala Sekolah, mereka itu para juara, yang terdiri dari Juara I, II dan III. Seorang temanku yang bernama Faizul Amin jadi Juara I di kelasku, sekaligus orang pertama yang tampil ke depan.

Sebenarnya aku bertanya-tanya juga dalam hati, aku dapat juara juga nggak ya? Tapi sewaktu terima rapor bayangan kemarin, aku hanya rangking empat. Ternyata sampai tiga orang temanku telah dipanggil ke depan, tidak ada namaku di sebut Ibu Kepala Sekolah. Artinya aku tidak juara.

Setelah menerima buku rapor di dalam kelas, baru aku tahu ternyata aku hanya dapat rangking lima. Sedih juga sih, nggak dapat juara. Karena teman-temanku yang juara dapat hadiah dari Bu Guru. Tapi kata Bu Guru, bagi yang tak juara boleh minta hadiah sama orangtuanya. Ketika kusampaikan pada ayah, kata ayah beliau juga hanya akan memberi hadiah jika aku juara satu. Yaa,… nggak apa-apalah. Inikan baru rapor pertama. Untuk semester besok mudah-mudahan aku bisa juara. Karena seperti kata ayah, “Kalau Wafiq rajin belajar, ayah yakin Wafiq pasti bisa meraih Juara I”. Do’ain ya…agar wafiq juara kelas ya ^_^?